Sabtu, 10 Desember 2016

TROLLING



1.    Definisi
Media sosial sebagai media baru saat ini adalah menjadi bagian dari kebaradaan generasi di era teknologi. Begitu cepat pola bentuk komunikasi baru memasuki ruang kehidupan generasi muda dalam pusaran teknologi, sebut saja facebook, twitter, istagram, dan blogger, merupakan fenomena di masyarakat modern kekinian.
Permasalahan etika komunikasi dalam ruang dunia maya seringkali menjadi permasalahan serius karena tak jarang kalimat yang ditulis pada akun menimbulkan kata-kata pedas yang tak pantas dituturkan itu berlanjut ke ranah peradilan. Contohnya Aurel Hermansyah yang melaporkan salah satu netizen yang berkomentar melebihi batas normal. Nitizen ini menjadi provakator di akun pribadinya Aurel.
Media sosial dikenal dikalangan luas masyarakat media di dunia internet, telah memberikan perubahan pada kehidupan manusia dalam bentuk pola interaksi dikehidupan sosial yang menembus batas ruang waktu yang sunyi di dunia maya itu. Pola komunikasi yang tercipta dari kehadiran media sosial tidak hanya memberikan kemudahan dalam mengakses kepentingan informasi, tapi lewat media sosial sebagai media baru membangun karakter baru pada kehidupan pribadi setiap orang. Bentuk pola komunikasi aktif dengan tanpa jeda waktu ini dapat dilihat dari satu informasi yang ada secara serentak seluruh dunia mengunggahnya hanya dalam hitungan sepersekian detik. Bentuk komunikasi yang berkembang pada media sosial, nitizen ternyata tidak begitu arif menggunakan tutur bahasanya, hingga menimbulkan persoalan etika. Permasalahan etika komunikasi dalam ruang dunia maya seringkali menjadi permasalahan serius karena tak jarang kalimat yang ditulis pada akun menimbulkan kata-kata pedas yang tak pantas dituturkan itu berlanjut ke ranah peradilan.
Provokator atau Trolling diartikan sebagai kegiatan memposting tulisan atau pesan menghasut dan seringkali tidak relevan dengan topik yang dibicarakan di komunitas online seperti forum, chatting, blog, atau juga social network. Tujuan dari trolling ini adalah memprovokasi dan memancing emosi para pengguna internet lainnya.
Trolling telah menjadi populer dengan perkembangan internet, jaringan terutama media sosial, karena di situlah orang menyebarkan informasi tentang diri Anda atau pikiran Anda sendiri. Trolling sering mengandung unsur penganiayaan. Orang menjadi korban troll, ketika tujuan posting dan komentar mereka tidak menemukan kebenaran dan meningkatkan harga diri mereka yang bagaimanapun, dalam kebanyakan kasus adalah motif utama untuk menulis. Tapi jangan menganggap troll makhluk mulia, karena dasar dari kegiatan mereka juga kompleks psikologis, baik politik atau kepentingan ekonomi. Troll menjadi provokatif mempublikasikan posting atau komentar.
Para pendukung trolling mengatakan bahwa perilaku mereka tersebut tidak lain adalah humor dan kenakalan biasa serta kebebasan berbicara, namun sebenarnya trollingtersebut adalah pelecehan dan hate speech. Troll beroperasi karena merasa memiliki kekuasaan, mencari hiburan, kebosanan dan balas dendam, terlebih hal ini dilayani dengan baik oleh adanya anonimitas di internet.
Trolling adalah perilaku yang patut dihindari dalam beraktivitas di media sosial. Banyak peristiwa menjadi bukti bahwa kedua perilaku ini tidak baik dan bisa menimbulkan korban. Kisah remaja yang akhirnya bunuh diri karena terus-menerus di-bully adalah salah satu bukti bahwa perilaku bullying dan trolling berakibat buruk dan patut dihindari.
Jurnal : MEDIA SOSIAL SEBAGAI RUANG PUBLIK ANTARA NETIKET DAN NETIZEN http://fisip.umsida.ac.id/tinymcpuk/gambar/file/7.SriAyuAstuti.pdf
·       Ciri-ciri Troll yang mudah dikenali adalah
1)   menyerang orang lain, Biasanya memakai kata-kata kasar yang tidak sopan. Mereka sering membawa-bawa nama binatang, menulis sumpah serapah, mengatai orang, dan menuduh tanpa bukti-bukti.
2)   Troll banyak menggunakan akun palsu atau memakai identitas orang lain, seperti nama atau foto orang.
3)   Kebanyakan Troll juga bukan anggota lama suatu forum atau situs. Anda bisa melihat akun-akun Troll rata-rata masih baru. Mereka membuat akun hanya untuk tujuan mengacau.
4)   Troll sering terkesan sebagai orang bodoh. Jika ternyata mereka cukup pintar, berarti mereka adalah orang-orang yang memiliki pemikiran yang salah, dan terlalu fanatik pada suatu hal. Screenshot pribadi. Memang sulit untuk tetap sabar menghadapi Troll. Anda akan terus tertantang untuk membuktikan bahwa dia salah! Menghadapi Troll harus dengan kepala dingin. Balaslah komen Troll seperlunya saja dengan kata-kata yang cukup sopan, supaya orang lain bisa membedakan mana orang yang beretika dan mana yang tidak. Setelah itu tinggalkan mereka, jangan membalas lagi. Selalu membalas komen Troll sama dengan memberi makan mereka, jadi mereka akan terus hidup. Jangan beri makan Troll, biarkan mereka mati kelaparan! Berperang melawan Troll akan membuat Anda terseret ke dalam perdebatan orang bodoh. Semakin diladeni mereka akan semakin menyerang.
Jurnal : MEDIA SOSIAL SEBAGAI RUANG PUBLIK ANTARA NETIKET DAN NETIZEN http://fisip.umsida.ac.id/tinymcpuk/gambar/file/7.SriAyuAstuti.pdf
http://ewhows.com/id/pages/1256026
·       Saran untuk menghadapi para trolls yang mungkin bisa dipertimbangkan:
1.    Jika merasa sedang ditrolling, jangan pernah menanggapi komentar mereka, biarkan saja atau kalau  merasa terlalu offensif, hapus saja. Semakin ditanggapi, biasanya mereka menjadi-jadi.
2.    Kenali orang yang biasa melakukan trolling; gunakan fitur block user seperti di Facebook. Atau masukan di ignore list di web dan forum, ini tindakan yang lebih sopan dan aman karena kamu gak akan membaca komentar troll di website.
3.    Pada dasarnya, trolling berbeda dengan tindakan insult; ngetroll masih bisa ditolerir karena biasanya komentar troller terkesan lucu dan kadang korbannya sedang tidak sadar sedang di troll. Insult adalah tindakan penghinaan secara terang-terangan untuk memancing emosi netter.
4.    Siapkan mental, kadangkala troller bersikap agresif jika mereka menemukan topik yg rentan memancing tindakan trolling. Jangan terlalu bertindak terbuka di forum dan jangan menampilkan sesuatu yang membuat diri kita terlihat bodoh dan mudah dicari kekurangannya.
5.    Kenali karakteristik pengguna sebuah website, jika lebih banyak trollernya tinggalkan saja.
6.    Carilah web atau forum yg diisi user yang berinternet dengan sehat meskipun kadang masih ada user yg melakukan trolling.
7.    Jangan pernah berdebat dengan para troll, mereka merupakan orang yang berpengalaman di internet, jika ingin belajar menjadi troller, jangan pernah berpikir kalau kalau trolling adalah sesuatu yang benar-benar mengasyikkan. If you troll someone, you'll be trolled by another one.
http://www.kompasiana.com/desisachiko/meladeni-troll-tidak-akan-selesai-sampai-kiamat_5528f5d16ea8340d348b46a3
2.    Contoh kasus :
Awkarin Selebgram yang lagi hangat diperbincangkan di media sosial manapun. Apapun kegiatan Awkarin yang berkaitan dengan media sosial pasti akan menimbulkan pro dan kontra. Disini posisi Awkarin memang bisa dikatakan sebagai biang provokasi karena bagi netizen foto-foto yang diupload oleh awkarin dimedia sosialnya tidak patut diupload ke media sosial, bahkan jika Awkarin mengupload foto yang tidak ada unsur “trolling” foto tersebut tetap akan memunculkan tolling.

Awkarin mengupload foto di akun instagram pribadinya
 
(1)                                                                           
(2)



Analisis :
Foto (1) diatas adalah salah satu contoh foto yang di upload awkarin yang ia upload di akun instagram pribadinya dan foto (2) adalah trolls atau pemprovokasi yang muncul akibat upload_an foto dari awkarin
Jadi di kasus ini bisa awkarin dikatakan sebagai trolls atau pemprovokasi yang mengakibatkan troll lainnya muncul dari dampak awkarin mengupload foto tersebut.

1.                Awkarin mengupload foto di akun instagram pribadinya
(1)     (2)
          (3)
A      analisis : Foto (1) diatas adalah foto awkarin yang menggunakan hijab, walaupun mengupload foto berhijab awkarin tetap mendapatkan hujatan dari trolls atau pemprovokasi yang komentar dikolom komentar akun instagram pribadi awkarin. Seperti difoto (2) dan (3).
Ini     berbeda dengan kasus pertama, kalau dikasus pertama awkarin bisa dikatakan sebagai trolls karena mengupload foto yang menimbulkan troll atau provokasi di akun media sosialnya. Namun, pada kasus yang kedua ini awkarin tidak sebagai trolls atau pemprovokasi karena fotonya yang tidak baik atau menimbulkan hujatan. Tapi dalam komentar foto ini awkarin tetap mendapatkan hujan dari akun pribadi seseorang yang menjadi trolls dengan menghujan awkarin.

1.                Kesimpulan :
Jadi, trolling merupakan postingan berupa tulisan atau pesan yang ada pada media sosial. Dimana pengguna sosial media memancing amarah pengguna lainnya. Pengguna yang melakukan trolling atau lebih sering di panggil trolls hanya untuk kesenangan diri mereka sendiri saat yang di trolling merasa marah.
          Para trolls beranggapan bahwa trolling mereka hanya humor dan kenakalan biasa dalam kebebasan berbicara. Namun, hal ini seringkali menjadi permasalahan serius karena tak jarang kalimat yang ditulis menggunakan kata-kata pedas yang menimbulkan keresahan pada korban trolling. Sehingga permasalahan ini tidak hanya di media sosial saja namun bisa berlanjut ke ranah peradilan.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar