1. Definisi
Media sosial sebagai media baru saat ini adalah menjadi
bagian dari kebaradaan generasi di era teknologi. Begitu cepat pola bentuk
komunikasi baru memasuki ruang kehidupan generasi muda dalam pusaran teknologi,
sebut saja facebook, twitter, istagram, dan blogger, merupakan fenomena di
masyarakat modern kekinian.
Permasalahan etika komunikasi dalam ruang dunia maya
seringkali menjadi permasalahan serius karena tak jarang kalimat yang ditulis
pada akun menimbulkan kata-kata pedas yang tak pantas dituturkan itu berlanjut
ke ranah peradilan. Contohnya Aurel Hermansyah yang melaporkan salah satu
netizen yang berkomentar melebihi batas normal. Nitizen ini menjadi provakator
di akun pribadinya Aurel.
Media sosial dikenal dikalangan luas masyarakat
media di dunia internet, telah memberikan perubahan pada kehidupan manusia
dalam bentuk pola interaksi dikehidupan sosial yang menembus batas ruang waktu
yang sunyi di dunia maya itu. Pola komunikasi yang tercipta dari kehadiran
media sosial tidak hanya memberikan kemudahan dalam mengakses kepentingan
informasi, tapi lewat media sosial sebagai media baru membangun karakter baru
pada kehidupan pribadi setiap orang. Bentuk pola komunikasi aktif dengan tanpa
jeda waktu ini dapat dilihat dari satu informasi yang ada secara serentak
seluruh dunia mengunggahnya hanya dalam hitungan sepersekian detik. Bentuk
komunikasi yang berkembang pada media sosial, nitizen ternyata tidak begitu
arif menggunakan tutur bahasanya, hingga menimbulkan persoalan etika.
Permasalahan etika komunikasi dalam ruang dunia maya seringkali menjadi permasalahan
serius karena tak jarang kalimat yang ditulis pada akun menimbulkan kata-kata
pedas yang tak pantas dituturkan itu berlanjut ke ranah peradilan.
Provokator atau Trolling diartikan sebagai kegiatan
memposting tulisan atau pesan menghasut dan seringkali tidak relevan dengan
topik yang dibicarakan di komunitas online seperti forum, chatting, blog, atau
juga social network. Tujuan dari trolling ini adalah memprovokasi dan memancing
emosi para pengguna internet lainnya.
Trolling telah menjadi populer dengan
perkembangan internet, jaringan terutama media sosial, karena di situlah orang
menyebarkan informasi tentang diri Anda atau pikiran Anda sendiri. Trolling
sering mengandung unsur penganiayaan. Orang menjadi korban troll, ketika tujuan
posting dan komentar mereka tidak menemukan kebenaran dan meningkatkan harga
diri mereka yang bagaimanapun, dalam kebanyakan kasus adalah motif utama untuk
menulis. Tapi jangan menganggap troll makhluk mulia, karena dasar dari kegiatan
mereka juga kompleks psikologis, baik politik atau kepentingan ekonomi. Troll
menjadi provokatif mempublikasikan posting atau komentar.
Para pendukung trolling mengatakan
bahwa perilaku mereka tersebut tidak lain adalah humor dan kenakalan biasa
serta kebebasan berbicara, namun sebenarnya trollingtersebut adalah pelecehan
dan hate speech. Troll beroperasi karena merasa memiliki kekuasaan, mencari
hiburan, kebosanan dan balas dendam, terlebih hal ini dilayani dengan baik oleh
adanya anonimitas di internet.
Trolling adalah perilaku yang patut
dihindari dalam beraktivitas di media sosial. Banyak peristiwa menjadi bukti
bahwa kedua perilaku ini tidak baik dan bisa menimbulkan korban. Kisah remaja
yang akhirnya bunuh diri karena terus-menerus di-bully adalah salah satu bukti
bahwa perilaku bullying dan trolling berakibat buruk dan patut dihindari.
Jurnal : MEDIA SOSIAL SEBAGAI RUANG
PUBLIK ANTARA NETIKET DAN NETIZEN http://fisip.umsida.ac.id/tinymcpuk/gambar/file/7.SriAyuAstuti.pdf
·
Ciri-ciri Troll yang mudah dikenali adalah
1)
menyerang orang lain, Biasanya memakai kata-kata
kasar yang tidak sopan. Mereka sering membawa-bawa nama binatang, menulis
sumpah serapah, mengatai orang, dan menuduh tanpa bukti-bukti.
2)
Troll banyak menggunakan akun palsu atau memakai
identitas orang lain, seperti nama atau foto orang.
3)
Kebanyakan Troll juga bukan anggota lama suatu forum
atau situs. Anda bisa melihat akun-akun Troll rata-rata masih baru. Mereka
membuat akun hanya untuk tujuan mengacau.
4)
Troll sering terkesan sebagai orang bodoh. Jika
ternyata mereka cukup pintar, berarti mereka adalah orang-orang yang memiliki
pemikiran yang salah, dan terlalu fanatik pada suatu hal. Screenshot pribadi.
Memang sulit untuk tetap sabar menghadapi Troll. Anda akan terus tertantang
untuk membuktikan bahwa dia salah! Menghadapi Troll harus dengan kepala dingin.
Balaslah komen Troll seperlunya saja dengan kata-kata yang cukup sopan, supaya
orang lain bisa membedakan mana orang yang beretika dan mana yang tidak.
Setelah itu tinggalkan mereka, jangan membalas lagi. Selalu membalas komen
Troll sama dengan memberi makan mereka, jadi mereka akan terus hidup. Jangan
beri makan Troll, biarkan mereka mati kelaparan! Berperang melawan Troll akan
membuat Anda terseret ke dalam perdebatan orang bodoh. Semakin diladeni mereka akan
semakin menyerang.
Jurnal
: MEDIA SOSIAL SEBAGAI RUANG PUBLIK ANTARA NETIKET DAN NETIZEN
http://fisip.umsida.ac.id/tinymcpuk/gambar/file/7.SriAyuAstuti.pdf
http://ewhows.com/id/pages/1256026
·
Saran untuk menghadapi para trolls yang mungkin bisa
dipertimbangkan:
1.
Jika merasa sedang ditrolling, jangan pernah
menanggapi komentar mereka, biarkan saja atau kalau merasa terlalu offensif, hapus saja. Semakin
ditanggapi, biasanya mereka menjadi-jadi.
2.
Kenali orang yang biasa melakukan trolling; gunakan
fitur block user seperti di Facebook. Atau masukan di ignore list di web dan
forum, ini tindakan yang lebih sopan dan aman karena kamu gak akan membaca
komentar troll di website.
3.
Pada dasarnya, trolling berbeda dengan
tindakan insult; ngetroll masih bisa ditolerir karena biasanya
komentar troller terkesan lucu dan kadang korbannya sedang tidak sadar sedang
di troll. Insult adalah tindakan penghinaan secara terang-terangan untuk
memancing emosi netter.
4.
Siapkan mental, kadangkala troller bersikap agresif
jika mereka menemukan topik yg rentan memancing tindakan trolling. Jangan
terlalu bertindak terbuka di forum dan jangan menampilkan sesuatu yang membuat
diri kita terlihat bodoh dan mudah dicari kekurangannya.
5.
Kenali karakteristik pengguna sebuah website, jika lebih
banyak trollernya tinggalkan saja.
6.
Carilah web atau forum yg diisi user yang
berinternet dengan sehat meskipun kadang masih ada user yg melakukan trolling.
7.
Jangan pernah berdebat dengan para troll, mereka
merupakan orang yang berpengalaman di internet, jika ingin belajar menjadi
troller, jangan pernah berpikir kalau kalau trolling adalah sesuatu yang
benar-benar mengasyikkan. If you troll someone, you'll be trolled by
another one.
http://www.kompasiana.com/desisachiko/meladeni-troll-tidak-akan-selesai-sampai-kiamat_5528f5d16ea8340d348b46a3
2.
Contoh kasus :
Awkarin
Selebgram yang lagi hangat diperbincangkan di media sosial manapun. Apapun
kegiatan Awkarin yang berkaitan dengan media sosial pasti akan menimbulkan pro
dan kontra. Disini posisi Awkarin memang bisa dikatakan sebagai biang provokasi
karena bagi netizen foto-foto yang diupload oleh awkarin dimedia sosialnya
tidak patut diupload ke media sosial, bahkan jika Awkarin mengupload foto yang
tidak ada unsur “trolling” foto tersebut tetap akan memunculkan tolling.
Awkarin mengupload foto di akun instagram pribadinya
(1)
(2)
Analisis :
Foto (1) diatas adalah salah satu contoh foto yang di upload
awkarin yang ia upload di akun instagram pribadinya dan foto (2) adalah trolls
atau pemprovokasi yang muncul akibat upload_an foto dari awkarin
Jadi
di kasus ini bisa awkarin dikatakan sebagai trolls atau pemprovokasi yang
mengakibatkan troll lainnya muncul dari dampak awkarin mengupload foto
tersebut.
1.
Awkarin
mengupload foto di akun instagram pribadinya
A analisis : Foto (1) diatas
adalah foto awkarin yang menggunakan hijab, walaupun mengupload foto berhijab
awkarin tetap mendapatkan hujatan dari trolls atau pemprovokasi yang komentar
dikolom komentar akun instagram pribadi awkarin. Seperti difoto (2) dan (3).
Ini berbeda dengan
kasus pertama, kalau dikasus pertama awkarin bisa dikatakan sebagai trolls
karena mengupload foto yang menimbulkan troll atau provokasi di akun media
sosialnya. Namun, pada kasus yang kedua ini awkarin tidak sebagai trolls atau
pemprovokasi karena fotonya yang tidak baik atau menimbulkan hujatan. Tapi
dalam komentar foto ini awkarin tetap mendapatkan hujan dari akun pribadi
seseorang yang menjadi trolls dengan menghujan awkarin.
1.
Kesimpulan
:
Jadi, trolling merupakan postingan
berupa tulisan atau pesan yang ada pada media sosial. Dimana pengguna sosial
media memancing amarah pengguna lainnya. Pengguna yang melakukan trolling atau
lebih sering di panggil trolls hanya untuk kesenangan diri mereka sendiri saat
yang di trolling merasa marah.
Para trolls
beranggapan bahwa trolling mereka hanya humor dan kenakalan biasa dalam
kebebasan berbicara. Namun, hal ini seringkali menjadi permasalahan serius
karena tak jarang kalimat yang ditulis menggunakan kata-kata pedas yang
menimbulkan keresahan pada korban trolling. Sehingga permasalahan ini tidak
hanya di media sosial saja namun bisa berlanjut ke ranah peradilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar